Riset yang dilakukan American Academy of Pediatrics dan Canadian Society of Pediatrics state menemukan sejumlah dampak buruk teknologi terhadap anak-anak. Ini peringatan bagi para orang tua.
Pertumbuhan Otak
Otak akan berkembang pada bayi berusia 0 bulan sampai 2 tahun. Perkembangan otak, salah satunya ditentukan oleh rangsangan lingkungan. Balita yang otaknya terlalu di ekspos dengan gadget (ponsel, Internet, iPads dan TV) akan mengalami penundaan kognitif, peningkatan impulsif dan penurunan kemampuan untuk mengatur diri sendiri.
Tidak Fokus
Anak-anak berusia dibawah 12 tahun yang sudah menggunakan teknologi bisa terhambat tumbuh-kembangnya, termasuk kemampuan untuk memperhatikan sehingga bisa berdampak pada prestasi akademiknya.
Penyebab Obesitas
Anak-anak yang diperbolehkan nonton televisi dan main Video game dalam kamar tidur, membuat mereka berpotensi 30 persen terkena obesitas karena kurang gerak. Anak-anak dengan obesitas tentu akan membuat mereka lebih rentan terkena stroke dan serangan jantung serta memperpendek harapan hidup.
Kurang Tidur
Lewat penelitian, diketahui pula sekitar 60 persen orang tua tidak mengawasi anak-anaknya saat menggunakan gadget. Sebanyak 70 persen bahkan membolehkan anak-anak membawa gadget ke kamar tidur, padahal diketahui sebanyak 75 persen anak-anak berusia 9 tahun hingga 10 tahun mengalami kurang tidur hingga berdampak pada nilai-nilai akademik mereka lantaran terlalu asyik bermain gadget di kamar.
Gangguan Mental
Segala sesuatu yang berlebihan memang tak baik, begitu juga saat berinteraksi dengan gadget. Penggunaan teknologi yang berlebihan pada anak bisa menyebabkan naiknya tingkat depresi anak, kecemasan, defisit perhatian, autisme, gangguan bipolar, psikosis dan perilaku anak bermasalah.
Menjadi Agresif
Konten-konten televisi berisi kekerasan bisa memberikan dampak buruk pada anak-anak. Tayangan yang menampilkan aksi kekerasan, seks, pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan dan mutilasi bisa menimbulkan dampak kausal pada agresi anak, dimana anak bisa menunjukkan perilaku agresif yang tidak terkendali.
Demensia Digital
Konten media kecepatan tinggi dapat membuat defisit perhatian, konsentrasi dan daya ingat menurun karena saraf neuronal ke otak terpotong. Walhasil, anak yang tidak bisa memperhatikan, maka tidak bisa belajar.
Emisi Radiasi
Pada Mei 2011, World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan telepon selular sebagai Gadget dengan kategori risiko 2B (possible carcinogen) karena radiasi emisi yang ditimbulkannya. James McNamee, ahli kesehatan dari Health Canada pada Oktober 2011 memperingatkan bahwa anak-anak adalah kelompok yang paling sensitif dibanding orang dewasa karena sistem otak dan kekebalannya masih berkembang.
Kecanduan
Ketika orang tua lebih tertarik kepada teknologi, mereka bisa mengabaikan anak. Itu pula yang terjadi pada anak saat mereka mulai kecanduan gadget. Riset menemukan, satu dari 11 anak berusia 8 tahun hingga 18 tahun kedapatan kecanduan gadget.
Infografis: Sehat_Negeriku
Referensi: DW
Pertumbuhan Otak
Otak akan berkembang pada bayi berusia 0 bulan sampai 2 tahun. Perkembangan otak, salah satunya ditentukan oleh rangsangan lingkungan. Balita yang otaknya terlalu di ekspos dengan gadget (ponsel, Internet, iPads dan TV) akan mengalami penundaan kognitif, peningkatan impulsif dan penurunan kemampuan untuk mengatur diri sendiri.
Tidak Fokus
Anak-anak berusia dibawah 12 tahun yang sudah menggunakan teknologi bisa terhambat tumbuh-kembangnya, termasuk kemampuan untuk memperhatikan sehingga bisa berdampak pada prestasi akademiknya.
Penyebab Obesitas
Anak-anak yang diperbolehkan nonton televisi dan main Video game dalam kamar tidur, membuat mereka berpotensi 30 persen terkena obesitas karena kurang gerak. Anak-anak dengan obesitas tentu akan membuat mereka lebih rentan terkena stroke dan serangan jantung serta memperpendek harapan hidup.
Kurang Tidur
Lewat penelitian, diketahui pula sekitar 60 persen orang tua tidak mengawasi anak-anaknya saat menggunakan gadget. Sebanyak 70 persen bahkan membolehkan anak-anak membawa gadget ke kamar tidur, padahal diketahui sebanyak 75 persen anak-anak berusia 9 tahun hingga 10 tahun mengalami kurang tidur hingga berdampak pada nilai-nilai akademik mereka lantaran terlalu asyik bermain gadget di kamar.
Gangguan Mental
Segala sesuatu yang berlebihan memang tak baik, begitu juga saat berinteraksi dengan gadget. Penggunaan teknologi yang berlebihan pada anak bisa menyebabkan naiknya tingkat depresi anak, kecemasan, defisit perhatian, autisme, gangguan bipolar, psikosis dan perilaku anak bermasalah.
Menjadi Agresif
Konten-konten televisi berisi kekerasan bisa memberikan dampak buruk pada anak-anak. Tayangan yang menampilkan aksi kekerasan, seks, pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan dan mutilasi bisa menimbulkan dampak kausal pada agresi anak, dimana anak bisa menunjukkan perilaku agresif yang tidak terkendali.
Demensia Digital
Konten media kecepatan tinggi dapat membuat defisit perhatian, konsentrasi dan daya ingat menurun karena saraf neuronal ke otak terpotong. Walhasil, anak yang tidak bisa memperhatikan, maka tidak bisa belajar.
Emisi Radiasi
Pada Mei 2011, World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan telepon selular sebagai Gadget dengan kategori risiko 2B (possible carcinogen) karena radiasi emisi yang ditimbulkannya. James McNamee, ahli kesehatan dari Health Canada pada Oktober 2011 memperingatkan bahwa anak-anak adalah kelompok yang paling sensitif dibanding orang dewasa karena sistem otak dan kekebalannya masih berkembang.
Kecanduan
Ketika orang tua lebih tertarik kepada teknologi, mereka bisa mengabaikan anak. Itu pula yang terjadi pada anak saat mereka mulai kecanduan gadget. Riset menemukan, satu dari 11 anak berusia 8 tahun hingga 18 tahun kedapatan kecanduan gadget.
Infografis: Sehat_Negeriku
Referensi: DW
Alasan Menjauhkan Anak Dari Gadget?
4/
5
Oleh
PasienSehat