Dalam rangkaian peringatan hari TB Sedunia tahun 2015 ini , Wakil Presiden Jusuf Kalla meluncurkan Strategi Nasional dan Launching "Stop TB, Ketok Pintu Oleh Kader TB", bertempat di Istana Wakil Presiden.
Wapres mengapresiasi gagasan untuk memperluas cakupan pelayanan TB dan akses masyarakat pada pelayanan TB dengan kegiatan stop TB, ketok pintu oleh kader selama bulan April ini. Kegiatan ini melibatkan kader Aisyiah di 4 wilayah yaitu : Medan, Surabaya, Jakarta Timur dan Makasar.
Menkes Nila F Moeloek menyatakan bahwa pengendalian TB di Indonesia telah mencapai banyak kemajuan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya cakupan pelayanan TB dan meningkatnya angka kesembuhan TB. Dengan demikian sasaran-sasaran pengendalian TB di Indonesia terkait dengan Milenium Development Goals telah tercapai atau on track. Menkes juga berharap dukungan semua pihak untuk mensukseskan pengendalian TB semakin meningkat dimasa mendatang guna mewujudkan indonesia Bebas TB tahun 2050.
Penyakit TB mempengaruhi kualitas SDM karena berdampak pada kualitas dan produktifitas penderita TB. Jika jumlah TN cukup besar, maka akan berdampak pula pada kualitas dan daya saing bangsa. Apalagi TB terutama menyerang kelompok usia produktif 25-54 tahun yang merupakan angkatan kerja. Untuk alasan ini pelayanan penemuan dan pengobatan TB di Indonesia harus diupayakan agar menjangkau seluruh masyarakat agar terwujud Indonesia Bebas TB.
Penemuan dan pengobatan seluruh penderita TB sampai sembuh sangatlah penting, sebab penderita TB yang belum diobati berpotensi menularkan penyakit TB pada orang di sekitarnya dan dapat menyebar luas di masyarakat.
Sudah 6 dasa warsa Pemerintah bersama masyarakat telah melaksanakan program Pengendalian TB. Kini pelayanan TB untuk pemeriksaan dan pengobatan telah tersedia di seluruh Puskesmas dan RS Pemerintah.
Pelayanan TB diperkuat dengan upaya penemuan dan deteksi penderita TB oleh petugas kesehatan dibantu Kader Kesehatan. Dengan adanya JKN dan Program Indonesia Sehat maka akses masyarakat Indonesia pada pelayanan kesehatan termasuk pelayanan TB juga semakin meningkat.
Strategi Nasional Pengendalian TB 2015-2019 mencakup pemanfaatan teknologi mutakhir untuk menyikapi berbagai tantangan dalam pengendalian TB, seperti munculnya
a. TB Multi Drug resistance(TB Kebal Obat).
b. kasus TB-HIV
c. kasus TB-diabetes mellitus
d.Kasus TB di kalangan perokok
d. masalah TB pada Anak.
Pengendalian TB di Indonesia ytelah berhasil menemukan dan mengobati sekitar 86 % penderita TB yang ada.
Tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pengendalian TB di Indonesia antara lain :
1. wilayah yang luas dan berbentuk kepulauan dengan penduduk yang tersebar tak merata
2. Ada sebagian penderita TB yang tidak menunjukan gejala sehingga mereka tidak berobat
3. Masih ada stigma terhadap penderita TB sehingga mereka enggan berobat.
* Infografis: Sehat_Negeriku
* Referensi: Sehat_Negeriku
Wapres mengapresiasi gagasan untuk memperluas cakupan pelayanan TB dan akses masyarakat pada pelayanan TB dengan kegiatan stop TB, ketok pintu oleh kader selama bulan April ini. Kegiatan ini melibatkan kader Aisyiah di 4 wilayah yaitu : Medan, Surabaya, Jakarta Timur dan Makasar.
Menkes Nila F Moeloek menyatakan bahwa pengendalian TB di Indonesia telah mencapai banyak kemajuan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya cakupan pelayanan TB dan meningkatnya angka kesembuhan TB. Dengan demikian sasaran-sasaran pengendalian TB di Indonesia terkait dengan Milenium Development Goals telah tercapai atau on track. Menkes juga berharap dukungan semua pihak untuk mensukseskan pengendalian TB semakin meningkat dimasa mendatang guna mewujudkan indonesia Bebas TB tahun 2050.
Penyakit TB mempengaruhi kualitas SDM karena berdampak pada kualitas dan produktifitas penderita TB. Jika jumlah TN cukup besar, maka akan berdampak pula pada kualitas dan daya saing bangsa. Apalagi TB terutama menyerang kelompok usia produktif 25-54 tahun yang merupakan angkatan kerja. Untuk alasan ini pelayanan penemuan dan pengobatan TB di Indonesia harus diupayakan agar menjangkau seluruh masyarakat agar terwujud Indonesia Bebas TB.
Penemuan dan pengobatan seluruh penderita TB sampai sembuh sangatlah penting, sebab penderita TB yang belum diobati berpotensi menularkan penyakit TB pada orang di sekitarnya dan dapat menyebar luas di masyarakat.
Sudah 6 dasa warsa Pemerintah bersama masyarakat telah melaksanakan program Pengendalian TB. Kini pelayanan TB untuk pemeriksaan dan pengobatan telah tersedia di seluruh Puskesmas dan RS Pemerintah.
Pelayanan TB diperkuat dengan upaya penemuan dan deteksi penderita TB oleh petugas kesehatan dibantu Kader Kesehatan. Dengan adanya JKN dan Program Indonesia Sehat maka akses masyarakat Indonesia pada pelayanan kesehatan termasuk pelayanan TB juga semakin meningkat.
Strategi Nasional Pengendalian TB 2015-2019 mencakup pemanfaatan teknologi mutakhir untuk menyikapi berbagai tantangan dalam pengendalian TB, seperti munculnya
a. TB Multi Drug resistance(TB Kebal Obat).
b. kasus TB-HIV
c. kasus TB-diabetes mellitus
d.Kasus TB di kalangan perokok
d. masalah TB pada Anak.
Pengendalian TB di Indonesia ytelah berhasil menemukan dan mengobati sekitar 86 % penderita TB yang ada.
Tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pengendalian TB di Indonesia antara lain :
1. wilayah yang luas dan berbentuk kepulauan dengan penduduk yang tersebar tak merata
2. Ada sebagian penderita TB yang tidak menunjukan gejala sehingga mereka tidak berobat
3. Masih ada stigma terhadap penderita TB sehingga mereka enggan berobat.
* Infografis: Sehat_Negeriku
* Referensi: Sehat_Negeriku
24 Maret, Hari Tuberkulosis Sedunia
4/
5
Oleh
PasienSehat